-->

Konsumsi vs Tabungan : Apa Hubungan Diantara Keduanya?


Oke kali ini kita akan mengulas pembahasan mengenai hubungan Tabungan dengan Konsumsi. Sebelum kita lanjut kearah bagaimana hubungan diantara kedua kata tersebut. Alangkah lebih baiknya kita mengulas sedikit dulu tentang apa KONSUMSI dan TABUNGAN itu sendiri. Mari disimak sedikit pembahasan tentang kedua hal tersebut terlebih dahulu.

Tabungan & Konsumsi

1.         Konsumsi


a.      Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda. Konsumsi dalam cakupan makro ekonomi adalah konsumsi nasional yang mempunyai fungsi menghubungkan antara laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui, bahwa tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak berarti tambahan pendapatan. Sebab, tidak semua pen-dapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan untuk tujuan investasi.

Pengeluaran konsumsi atau private consumption expenditure meliputi semua pengeluaran rumah-rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang dan jasa-jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru, seperti mobil, televisi, dan sebagainya selain bangunan rumah, tergolong sebagai variabel ekonomi pengeluaran konsumsi. Pembelian atas barang-barang yang telah dimiliki oleh konsumen tidak dianggap sebagai pengeluaran konsumsi, sebab pengeluaran konsumen yang satu, yaitu konsumen pembeli, diimbangi oleh penerimaan konsumen penjual, sehingga nettonya sebesar nol. Bangunan rumah tinggal pada umumnya dikategorikan sebagai pengeluaran investasi.

b.      Fungsi Konsumsi


Dalam kebanyakan konsumsi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran konsumsi, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dalam literatur ekonomi pada umumnya diberi simbol (C) sebagai singkatan dari Consumption expenditure. Dan pengeluaran konsumsi pemerintah (G) yang berarti goverment expenditure. Dalam bentuk yang umum, fungsi konsumsi yang berbentuk garis lurus mempunyai persamaan:

C = a + bY

Dalam makro ekonomi a menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional sebesar nol, sedangkan b menunjukkan besarnya MPC. Marginal Propencity to Consumme adalah angka perbandingan besarnya konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi. Jika diubah dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut.

'C
MPC     =    'Y


Besarnya MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika gajinya 250 juta rupiah (seperti direksi BI), maka bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pasti tidak sampai setengah dari pendapatannya. MPCmempunyai tanda positif, hal itu berarti bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya konsumsi.

Angka MPC lebih kecil daripada satu, menunjukkan bahwa tambahan pendapatan diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian dari tambahan pendapatan yang mereka peroleh mereka sisihkan sebagai saving (S).

Angka MPC lebih besar daripada setengah menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan sebagian besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu yang jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan untuk saving (S).

Besar kecilnya Konsumsi (C) dipengaruhi oleh:

1)       Faktor internal, yaitu:

a)       komposisi rumah tangga (jumlah dan usia),

b)       selera,

c)       kebiasaan, dan

d)       besarnya pendapatan.
2)       Faktor eksternal, yaitu:

a)       lingkungan tempat tinggal,

b)       kebijakan pemerintah,

c)       harga barang,

d)       budaya masyarakat, dan

e)       perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.        Tabungan

a.      Pengertian


Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi.

Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.

b.      Fungsi Saving


Apabila dituliskan dalam bentuk persamaan fungsional diperoleh: S = Y - C

Jika persamaan di atas dihubungkan dengan persamaan fungsi konsumsi, maka kita akan menemukan persamaan umum dari fungsi saving, yaitu:



S     = Y - C C = a + bY Maka
S   = Y - (a + bY)

=  Y - a - bY

=  (1 - b) Y - a



Keterangan:

a     = konsumsi rumah tangga pada saat pendapatan nasional 0

c     = tingkat konsumsi

b        = kecondongan konsumsi marginal

Y = pendapatan nasional



Contoh fungsi konsumsi suatu masyarakat mempunyai persamaan :

C = 20 + 0,75 Y

Berdasarkan soal di atas, hitunglah fungsi saving dari masyarakat tersebut!

Jawab:

Dengan persamaan

S        = (1 - b) Y - aatau S = -a (1 + b) Y

=       (1 - 0,75) Y - 20

=       0,25 Y - 20

Dalam fungsi saving juga mengenal Marginal Propensity to Save (MPS), yaitu perbandingan antara bertambahnya savingdengan bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan bertambahnya saving termaksud. Di mana perumusannya adalah sebagai berikut.

S = MPS =


Untuk fungsi saving berbetuk garis lurus besarnya nilai S, yaitu marginal propensity to save, pada semua tingkatan pendapatan nasional adalah sama.

Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:

1)        Pendapatan yang diterima

Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan untuk saving.

2)        Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save)

Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu dalam meng-alokasikan pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan keamanan.

3)        Tingkat suku bunga bank

Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak masya-rakat untuk menabung (saving).
      Hubungan Konsumsi (C) dan Tabungan (S)

Sebagian orang yang memiliki pendapatan akan digunakan untuk keperluan konsumsi (C) dan sisanya untuk ditabung (S). Karena Y yang diterima rumah tangga sebagian dikonsumsi dan sebagian ditabung, maka:

Y = C+ S

Sehingga setiap tambahan Y selain untuk menambah konsumsi (C) juga untuk menambah tabungan (S).

Dari rumus di atas dapat dikembangkan menjadi:


C = Y - S
atau
S = Y - C












Menurut Engel seorang ahli ekonomi Jerman mengatakan bahwa "semakin kecil pendapatan seseorang maka semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, sebaliknya semakin besar pendapatan seseorang akan semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi". Agar lebih jelas perhatikanlah tabel berikut ini!


Pendapatan
Konsumsi
Tabungan
MPC
MPS
(Y)
(C)
(S)







Rp100.000,00
Rp100.000,00
0
-
-
Rp200.000,00
Rp180.000,00
Rp120.000,00
0,8
0,2
Rp300.000,00
Rp240.000,00
Rp160.000,00
0,6
0,4
Rp400.000,00
Rp290.000,00
Rp110.000,00
0,5
0,5
Rp500.000,00
Rp320.000,00
Rp180.000,00
0,3
0,7






Keterangan:

MPC (Marginal Propencity to Consumme) adalah bertambahnya konsumsi karena bertambahnya pendapatan. Di mana:

MPC      =

MPS (Marginal Propencity to Save) adalah bertambahnya tabungan karena bertambahnyapendapatan. Di mana:

MPS =

Hubungan antara MPC dan MPC adalah sebagai berikut.

MPC + MPS = 1



Nah itu dia guys sedikit pembahasan mengenai kedua hal tersebut. Semoga artikel ini bisa bermamfaat ya guys buat para pembaca. Yuk ditunggu artikel-artikel kami selanjutnya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter